Bima_Kupasbima.com. Pencemaran yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Desa Waduwani Kecamatan Woha Kabupaten Bima mulai mencari lingkungan pertanian warga. Hal tersebut dikeluhkan oleh sejumlah warga setempat dari Supit Urang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, dikeluhkan warga sekitar karena sudah mulai mengeluarkan bau tak sedap juga lalat sudah mulai serang ke kediaman warga.
"Sudah bau tak sedap ditambah lalat serang kediaman warga," ujarnya.
Lanjutnya, Mulai dari bau tak sedap dan lalat hingga limbah sudah masuk ke sungai menuju lahan pertanian warga. Salah seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan, TPAS Waduwani ini belum sepenuhnya dikelola dengan baik oleh pemerintah dan juga Tempat Pemrosesan Sampah (TPA) tidak baik sehingga belum bisa mengatasi pencemaran limbah yang dihasilkan oleh sampah tersebut. Terutama limbah yang masuk ke aliran Kali sekitar lahan pertanian warga.
"Padahal, sebagian warga masih memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan pertanian juga peternakan setempat dan ada juga warga memanfaatkan air kali untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya pagi tadi (06/3/25) pada media ini.
Selain limbah, setiap hari warga juga terganggu aroma tidak sedap.
Bau menyengat itu kerap dirasakan sepanjang malam.
"Kadang kala kami merasa tak nyaman, untuk itu dinas terkait untuk perhatikan TPA dengan upaya melakukan penyemprotan timbunan sampah," imbuhnya.
Berkali-kali telah dilakukan koordinasi dengan pihak dinas DLH Kabupaten bima, namun miris jawaban yang kami terima disebutkan tak punya anggaran. "Jika jawaban itu terus, maka kami menuding pihak dinas terkait tak punya mata hati," kesalnya.
Permasalahan ini yang juga dikeluhkan warga sejak sebelum musim hujan, namun tidak pernah diindahkan bahkan kami selalu saja diberikan jawaban tak punya anggaran.
"Kami sudah keluhkan beberapa kali. Tapi jawabannya sama, yakni menunggu koordinasi dari Pemda oleh kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bima. Sampai hari ini tak kunjung ada hasilnya," terangnya lagi.
Dalam beberapa waktu terakhir, jika pihak dinas baik daerah maupun propinsi tidak segera tangani keluhan maka kami akan blokir truk sampah agar tidak lagi bongkar sampah disini.
"Silakan bongkar ditempat lain, atau bila perlu kantor DLH Kabupaten Bima jadikan TPAS saja. Daripada kami berpenyakitan dengan limbah dan aroma tak sedap dari sampah," ancamnya.
Terpisah, pihak dinas maupun Camat Woha belum bisa dikonfirmasi dan akan tetap diupayakan agar bisa dihubungi untuk dimintai keterangan persoalan limbah TPAS waduwani tersebut. Hal tersebut dilakukan oleh kru media ini sebagai bentuk keberimbangan pemberitaan. (KB 000*/Red).
0 Komentar