Kupasbima.com_BimaNTB. STKIP Taman Siswa Bima tau betul kebutuhan mahasiswa baru dalam mengarungi dunia kuliah. Untuk itu, perguruan tinggi pendidikan ternama di Bima ini menggelar berbagai kegiatan guna mengisi khasanah keilmuan mahasiswa baru sebagai bekal mereka selama 4 tahun.
Mahasiswa baru didorong agar terus mengasah dan meningkatkan kemampuan dan kompetensi sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja yang saat ini serba digital. Sebab, di era teknologi yang kian maju menjadi tantangan tersendiri dan beberapa pekerjaan diprediksi bahkan mulai digantikan oleh robot. Untuk itu, mahasiswa baru STKIP Taman Siswa Bima harus segera membekali diri dengan soft skill, kompetensi, melatih kreativitas dan analytical thinking.
Untuk itu, kampus Beradab tersebut menyiapkan betul lulusannya sejak awal, agar dalam mengarungi perkuliahan, mahasiswa sudah paham kemana mereka harus melangkah. Dengan kegiatan produktif yang dilaksanakan selama sepekan ini, tentu menunjukkan keseriusan STKIP Taman Siswa Bima dalam menata masa depan para mahasiswanya.
Dalam kegiatan tersebut diisi kunci-kunci sukses hidup dan kuliah. Mereka didoktrin tentang nilai-nilai religius dan semangat motivasi. Tentu saja, ini hal yang beda dan jarang ditemui di kampus lain. Lebih dari 1200 mahasiswa baru ini mendapatkan kesempatan yang sangat berharga. Karena berbagai materi tersebut hanya didapatkan pada saat itu dan oleh pemateri dari luar kampus.
Di hari pertama dan kedua, para mahasiswa baru justru mendapatkan kesempatan berharga karena yang mengisi materinya langsung dari Ketua STKIP Taman Siswa Bima, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi. Selain memberikan materi yang berisi, beliau juga berbagi sedekah yang dikemas dalam doorprize kepada mahasiswa baru yang suka membaca dan membeli buku, serta para hafiz dan hafizah. Tentu saja hal ini menambah antusias mahasiswa baru mengikuti jam kuliah orang nomor satu di STKIP Taman Siswa Bima tersebut.
Dalam penyampaiannya, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi memotivasi mahasiswa baru untuk berpikir kreatif, berani berinovasi, berkontribusi secara positif dan peningkatan nilai-nilai religius. Kegiatan yang spesial ini juga diisi sesi-sesi motivasi dan inspirasi yang dirancang membangkitkan semangat dan jiwa kepemimpinan mahasiswa baru. Serta membangun mentalitas yang kuat, agar tidak hanya berfokus pada akademik semata, tetapi juga mengembangkan karakter dan kemampuan kepemimpinan yang islamiah yang akan menjadi bekal penting dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks dan kompetitif.
Meskipun dalam beberapa poin penyampaiannya, Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi juga menyisipkan tentang pentingnya akhlak dan intaq dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan menuntun ke arah mana mahasiswa membawa masa depannya.
“Masa depan ada di tangan kalian, dan setiap langkah yang diambil selama masa perkuliahan akan berdampak besar pada capaian di masa mendatang. Tentunya kita harus mengikuti perintah Al Quran. Dalam Surat Alfatihah telah jelas menuntun kita menuju jalan lurus,” ujarnya di hadapan mahasiswa baru pada ruang Beradab kampus setempat.
Dr. H. Ibnu Khaldun Sudirman, MSi juga menyampaikan strategi dalam melepaskan diri dari ketergantungan menuju kemandirian bagi kaum muda. Antara lain bersifat progresif dengan mengupdate diri dan terus berkembang.
“Change your mindset. Fokus pada rencana hidup. Allah tidak akan mengubah nasib kaum kecuali dia sendiri yang mengubahnya,” tegasnya.
Selain itu, doktor jebolan ilmu politik tersebut juga memberikan pesan-pesan filosofis yang semakin memompa semangat mahasiswa untuk menjadi sukses baik selama kuliah maupun saat berada di dunia kerja.
“Mahasiswa itu punya posisi strategis, karena agen of sosial dan change dan merupakan kekuatan perubahan dan pembaharuan. Dia berada pada posisi middle up dan sangat strategis,” tandasnya.
Sementara itu, pada hari ketiga mahasiswa jurusan PGSD diisi dengan materi tentang “Transformasi Pendidikan dengan aktualisasi Literasi berbasis kearifan lokal” dengan pemateri Dr. Tasrif, M.Pd. Poin yang disampaikan antara lain tentang Transformasi Pendidikan berbasis Teknologi, Tranformasi pendidikan berbasis Karakter, Tranformasi Literasi, dan pentingnya menghindari 3 dosa besar pendidikan di Perguruan Tinggi.
“Dosa besar di perguruan tinggi itu antara lain, pelecehan seksual, bulliying, dan intoleran. Ini yang penting untuk kita hindari,” tegas dosen Universitas Nggusu Waru ini.
Sedangkan di hari keempat, kegiatan mahasiswa baru tersebut diisi oleh Kasi Kurikulum Dikbudpora Kabupaten Bima, Dr. Karyadin. Doktor berdarah Sape ini menyampaikan materi tentang bentuk revolusi pendidikan di Bima. Selain membawakan materi, beliau juga membagikan buku berjudul “5 tahun seksi kurikulum: penggerak kebijakan transformasi satuan pendidikan” yang merupakan hasil karyanya sendiri.
Selanjutnya pada hari yang sama juga diisi oleh Dr. Shutan Arie Shandi yang menyampaikan materi tentang managemen mahasiswa berprestasi. Dalam pemaparannya, Dr. Shutan menyampaikan pentingnya pengelolaan diri secara efektif baik waktu, energi maupun emosi. Serta penetapan tujuan yang smart.
Kemudian pada hari ke empat ada Dr. Ika Suciwati, M.TESOL yang membahas tentang kiat menjadi mahasiswa sukses. Miss Ika menyampaikan, mahasiswa harus mampu menemukan passion/minatnya serta meningkatkan kompetensi diri secara konsisten. Miss Ika merupakan salah satu contoh mahasiswa yang sukses sebab mampu memaksimalkan potensinya saat berkuliah S1 di Yogyakarta hingga mendapatkan beaisiswa S2 ke Australia.
“Mahasiswa baru tidak boleh berbudaya KUPU-KUPU (Kuliah Pulang, Kuliah Pulang), namun harus terlibat aktif dalam keorganisasian mahasiswa serta berdampak di masyarakat luas, dengan membawa nilai-nilai yang mencerminkan mahasiswa STKIP Taman Siswa Bima,” tegasnya.
Sementara Dr. Khusnul Khatimah, MA menyampaikan materi terkait Etika bertata bahasa untuk penguatan karakter calon guru SD meliputi beberapa aspek penting. Sebab katanya, guru menjadi teladan bagi siswa. Penggunaan bahasa yang sopan dan santun, baik lisan maupun tulisan, mencerminkan sikap profesionalisme dan menghormati orang lain.
Melalui bahasa, guru dapat menanamkan nilai-nilai seperti toleransi, kejujuran, dan kerja sama. Pemilihan kata dan cara berkomunikasi dapat berpengaruh pada pembentukan karakter siswa. Calon guru perlu melakukan refleksi atas penggunaan bahasanya sendiri dan berusaha untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam berkomunikasi. Contoh konkretnya adalah belajar berkomunikasi sebagai mahasiswa kepada dosen.
"Dengan mengintegrasikan etika bertata bahasa ini, calon guru dapat berkontribusi pada pengembangan karakter siswa serta menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung,” ujarnya.
Kemudian di hari terakhir, ada Arif Hidayat MPd yang mengulas topik tentang Literasi dan Numerasi untuk keberhasilan kehidupan di dunia maupun di akhirat. Dosen Tamsis yang sebentar lagi bergelar doktor ini memaparkan, kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari budaya literasi dan numerasi. Berliterasi dan bernumerasi merupakan hal yang dianjurkan dalam Al-Qur'an. Mahasiswa harus mampu konsisten dalam berliterasi dengan cara membaca banyak isu-isu global yang terjadi, karena akan menunjang keberhasilan dalam berkuliah.
“Meluruskan niat dalam menuntut ilmu di perguruan tinggi, bukan hanya untuk mendapatkan gelar dan dihormati dalam masyarakat, namun juga mencari Rahmat Allah SWT agar Allah meningkatkan derajat kita satu tingkat lebih tinggi karena berilmu dan dapat diamalkan,” pungkasnya. (KB 000*/Red)
0 Komentar